Dhylla paling senang main air, udah 2 kali diajak ke kolam renang n dhylla hepi banget. Terakhir diajak ke kolam renang tanggal 1 januari 2008 di kolam renang di Hotel Duta Berlian. Pulang dari kolam renang Dhylla batuk sampe 2 bulan. Mama sampe bingung, udah pergi ke dokter (malah disuruh rontgen), tapi nggak sembuh juga. Trus ma coba ke tukang urut coz biasanya di Gorontalo kalo ada anak yang batuk nggak sembuh2 diajak ke tukang urut (nenek dua), hasilnya Dhylla tetap masih batuk. Kasih minum mayana (minta di tetangga depan rumah kos mama), belum sembuh juga. Si Ibu tempat kita minta mayana nyaranin agar Dhylla di bawa ke dokter langganannya. Setelah semua usaha yang mama lakukan akhirnya Dhylla sembuh juga batuknya. Mama n Papa mutusin Dhylla nggak usah lagi ke kolam renang (takut batuk lagi), so kami beri alternatif lain dengan membelikan Dhylla kolam renang buatan dari plastik. And bisa ditebak kalo Dhylla hepiii berat. Dhylla mandinya laaaaaaammmmmmma, bahkan diberi makan di kolam. Waktu diangkat Dhylla tidak mau padahal matanya udah merah, menggigil, dll. Eh karena kolamnya agak besar, jadi kak ajit numpang mandi di dalamnya. Kak Ajit udah nungguin dari pagi supaya bisa mandi di kolamnya Dhylla. Kak Ajit yang biasanya bangun agak siangan, hari itu dia bangun pagi n langsung nyamperin Dhylla yang waktu itu masih tidur.
Sebelum berenang Dhylla, Mama, Papa n Tata Santi jalan - jalan dulu di IPB. Biasanya pada hari minggu di IPB ada "pasar kaget" n banyak orang yang olahraga. Kita mo ajak Dhylla belajar jalan, coz Dhylla masih agak takut berjalan walau udah bisa beberapa langkah. Di sana Dhylla naek odong2 (tapi hanya sebentar aja coz Dhylla nggak mau lagi, minta diturunin), beli ikan hias, main bola dan balon dari busa sabun dengan Papa.
Artikel tentang berenang dari tabloid nakita. Nakita : www.tabloid-nakita.com
BERENANG BIKIN IQ TINGGI Jadi, Bu-Pak, ajaklah si kecil berenang. Sekalipun masih bayi, tak masalah. Bahkan, bayi baru lahir pun tak akan tenggelam kalau dicemplungin ke dalam air.
Hasil penelitian di Melbourne, Australia, menunjukkan, secara statistis IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. Anak-anak tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional dan sosialnya pun lebih baik.
Penelitian lain menunjukkan, bayi lebih gampang diajarkan berenang ketimbang orang dewasa, karena bayi tak pernah memiliki faktor X semisal bahaya. Bukankah bayi belum mengerti bahaya? Lagi pula, bayi sangat menyukai air sehingga ia pun akan suka diajak berenang. Nah, hal ini membuatnya jadi lebih mudah belajar berenang.
Selain itu, bayi baru lahir hingga usia 3 bulan bisa langsung nyemplung ke dalam air tanpa takut tenggelam, karena pada usia tersebut, ia memiliki refleks melangkah yang banyak kegunaannya untuk berenang. "Refleks melangkah merupakan salah satu refleks yang menyertai bayi seperti halnya refleks menggenggam dan refleks berjalan," jelas Dr. Karel Staa dari RS Pondok Indah, yang juga mantan perenang pemegang rekor 200 meter gaya dada pada 1960-1962.
Jadi, bila kita meletakkan bayi usia di bawah 3 bulan di dalam air, secara otomatis ia akan menggerak-gerakkan kakinya menyerupai paddle dog sehingga tak tenggelam. Bisa dikatakan, pada usia di bawah 3 bulan bayi sudah bisa berenang dengan gaya primitif. Bukan berarti setelah usia tersebut, bayi tak bisa berenang lagi, lo. Kendati refleksnya sudah menghilang, ia tetap bisa melakukan gerakan berenang walaupun tak terorganisir atau acak-acakan. Soalnya, dengan ada gaya gravitasi, ia merasa ditekan dari bawah air sehingga ia bisa mengambang. Ia pun jadi senang.
Apalagi sejak di perut ibu, bayi sebenarnya juga sudah berenang dalam air ketuban selama 9 bulan. Setelah lahir, kemampuannya berenang tinggal ditingkatkan saja. Bahkan, saking populernya berenang ini, di luar negeri sampai ada proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, lo. "Secara medis, hal ini tak akan menimbulkan masalah karena merupakan proses alami." Jadi, tak ada alasan lagi untuk ragu-ragu mengajak si kecil berenang, ya, Bu-Pak.
HARUS AMAN
Yang penting diperhatikan, ketika berenang bayi harus merasa aman dan memang harus ada pengaman. Jadi, orang tua harus mendampinginya. Ini syarat mutlak, lo. "Jika orang tua sama-sama masuk ke dalam air dan sama-sama berenang dengan bayi, maka selain merasa aman, bayi pun bisa merasakan ada respon dari orang tua," tutur Karel.
Disamping, dengan orang tua mendampingi juga bisa bermain dengan bayi sehingga ada interaksi antar manusia. "Ini merupakan salah satu keunggulan berenang." Coba bandingkan kala bayi baru belajar duduk atau berjalan, apakah orang tua akan mendampingi dan melakukan gerakan yang sama terus menerus dengan anak? Kan, enggak. "Nah, berenang lain. Mereka sama-sama masuk air, sama-sama berenang sehingga rasa enjoy-nya lebih. Ini akan berguna untuk perkembangan psikologis anak." Itulah mengapa, kedua orang tua sebaiknya ikut bersama bermain di dalam air.
Tentunya, berenang juga berguna untuk pertumbuhan. "Motoriknya berkembang lebih pesat ketimbang ia hanya bermain di lantai." Bukankah saat berenang, semua otot bekerja? Nah, kalau di lantai, hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja. Apalagi jika ibu memberikan baby walker sehingga bayi jadi terbiasa berjalan dengan alat itu. Akhirnya, gerakan-gerakan ototnya jadi terbatas karena hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja.
PERHATIKAN KEBERSIHAN AIR
Nah, kini Ibu-Bapak semakin mantap, kan, mengajak si kecil berenang? Tapi berenangnya di rumah saja, ya, kalau usia si kecil masih di bawah 6 bulan, agar bisa mengontrol kebersihan dan suhu airnya. Jangan lupa, di usia ini enzim pencernaan bayi belum matang. Jadi, kalau ia secara tak sengaja menelan air yang tak bersih kala berenang, bisa mengakibatkan mencret, muntah, dan sebagainya.
Bukan berarti di rumah harus ada kolam renang, lo. Toh, banyak benda yang bisa dijadikan sebagai pengganti kolam renang seperti bak mandi, ember besar, bathtub, dan lainnya. Nah, biasakan bayi bermain di situ. "Sebenarnya, ketika bayi tengah mandi atau bermain air merupakan salah satu cara mengenali atau menghayati air pada anak," tutur Karel.
Setelah bayi berusia 6 bulan ke atas barulah bawa ia ke kolam renang terbuka atau umum. "Tapi harus pilih, ya. Mungkin di Indonesia masih sulit karena kita, kan, enggak punya kolam berenang khusus bayi. Bahkan kebanyakan kolam renang di Jakarta, air yang dipakai itu-itu saja, muter saja di situ. Diputarnya pakai mesin lalu ditambahkan kaporit dan daun-daun atau kotorannya diangkat; sebulan sekali baru diganti." Hal ini dikarenakan sulitnya sumber air di Jakarta. Lain dengan di kota pegunungan seperti Bogor dan Cibodas, "mereka memiliki kolam renang yang airnya mengalir".
Jadi, bila mau membawa bayi berenang di kolam renang umum, pilih waktu yang tepat, yaitu ketika kolam renang masih dalam keadaan bersih; biasanya di waktu pagi. "Suhunya juga harus disesuaikan, sebaiknya jangan lebih dari 31 atau 32 derajat celcius." Khusus untuk bayi usia satu bulan pertama, suhunya 34-35 derajat celcius.
Kebersihan lain yang harus diperhatikan ialah kaporitnya, "jangan terlalu jenuh, karena kaporit bisa mengakibatkan iritasi kulit, mata, dan lainnya." Ukuran kaporit yang ditetapkan untuk anak adalah 6-8 ppm. Hati-hati, lo, Bu-Pak, jika bayi sudah merasa trauma karena matanya perih, misal, selanjutnya akan jadi kendala.
UNTUK REKREASI
Yang perlu diingat, jangan sampai orang tua mengajak bayi berenang untuk mengejar prestasi karena tujuan utamanya adalah rekreasi. Beberapa asosiasi kedokteran anak di luar negeri malah mengatakan, berenang pada anak usia di bawah 4 tahun jangan dijadikan tujuan untuk mengejar prestasi. Di atas usia itu barulah orang tua bisa mengajarkan gaya-gaya berenang yang ditargetkan untuk prestasi.
Dalam bahasa lain, bayi berenang hanya untuk fun. "Mulai usia setahun bolehlah diarahkan pada prestasi, tapi tidak dengan cara ditekan," ujar Karel. Misal, setiap hari harus berenang 50 meter bolak-balik. Soalnya, di usia tersebut ia baru bisa mengikuti gerakan-gerakan renang yang dilakukan orang tuanya. Sama halnya dengan bayi usia setahun yang suka marah-marah karena melihat orang tuanya yang suka marah-marah, begitu pula berenang. "Kalau orang tua suka berenang dengan gaya yang cukup baik maka ia pun akan mengikuti."
Jadi, ajak si kecil berenang untuk kesehatannya lebih dulu, ya, Bu-Pak. Soal gaya renang akan mengikuti secara otomatis bila ia sudah menyukainya. Jangan lupa, ketika mendampinginya, Ibu-Bapak juga harus fun, lo, bukan lantaran terpaksa.
Faras Handayani
PERIKSA DULU KONDISI BAYI
Sebelum mengajak si kecil, Ibu-Bapak perlu memeriksakan kondisi fisiknya ke dokter. Pasalnya, ada beberapa bayi yang tak boleh melakukan aktivitas renang semisal bayi yang memiliki kelainan, seperti kelainan jantung bawaan.
Sementara bayi prematur atau memiliki berat badan rendah ketika lahir, menurut Karel, bukan pantangan untuk diajak berenang. "Bayi prematur, kan, lahirnya kurang bulan tapi dengan berjalan waktu ia akan mengejar ketinggalannya sehingga beratnya akan bertambah." Jadi, meski waktu lahir ia sempat tertinggal di belakang, namun pada titik tertentu ia akan bisa mengejar. Begitu pula bayi yang memiliki berat badan rendah.
Hal lain yang harus diperhatikan ialah:
* Satu jam sebelum berenang, bayi harus sudah makan atau minum. Jangan ajak bayi berenang dalam keadaaan kekenyangan atau begitu makan langsung diajak berenang. Jangan pula mengajaknya berenang dalam keadaan lapar karena dikhawatirkan ia akan minum air kolam.
* Lama berenang paling efektif adalah setengah jam karena bayi perlu dijaga daya tahan tubuhnya atau dijaga agar tak bosan karena kelamaan.
* Orang tua juga perlu mempelajari pertolongan pertama, sehingga bila terjadi sesuatu yang tak dikehendaki bisa segera memberikan pertolongan pertama karena sudah tahu caranya.
Dylla jalan - jalan ke Jakarta mo lihat pameran, mumpung mama lagi liburan. Kita bersembilan eh...sepuluh dengan dhylla naik angkot ke stasiun trus ...naik kereta pakuan ekspress sampai di Jakarta. Kita nggak dapat tempat duduk, jadinya berdiri n yang lainnya duduk di lantai beralaskan koran. Untungnya ada om-om yang baik hati nawarin tempat duduknya buat dhylla and mama wiwin coz saat itu mama wiwin yang gendong dhylla. Pas nyampe di stasiun gambir kita naik taksi sampe di JCC. Sayang karena kecapean selama perjalanan pas di JCC dhylla udah bobo. Tapi walaupun udah bobo, dhylla masih sempat foto bareng Gubernur Gorontalo (bpk. FADEL MUHAMMAD). Waktu dhylla bangun, dhylla jadi heran kok tiba - tiba dhylla ada di tempat yang banyak orang, and sedih coz pas bangun tidak ada papa n mama (mereka lg makan). Tapi setelah itu, dhylla tidak sedih lagi coz mereka udah balik. Dhylla jalan - jalan ke stand-stand disana. Eh disana ada lantai gambarnya kolam, trus ada bunyi air and ada ikannya. Dhylla juga ke stand mama wiwin, disana ada ayam besaaaaaaarrr skaliiii, tapi dhylla takut sama ayamnya. Dhylla disana jadi artis dadakan. banyak yang minta foto bareng dhylla, sayangnya dhylla belum bisa tandan tangan (tp nggak ada yang minta kok :-)). Akhirnya setelah puas liat - liat stand, kami balik ke bogor via kereta pakuan again..
Tidak terasa anakku telah berusia 1 tahun. Ini fotonya waktu ultah.... Ultahnya dirayakan di Asrama Gorontalo Bogor. Yang datang Sasya dan Ajit and teman- teman mama. Mau liat foto ultah Dhylla? klik